ceritaku

Selasa, 25 November 2014

Antipiretik



BAB I
PENDAHULUAN

1.1        LATAR BELAKANG
Obat yang ada saat ini masih jauh dari ideal. Tidak ada obat yang memenuhi semua kriteria obat ideal, tidak ada obat yang aman, semua obat menimbulkan efek samping, respon terhadap obat sulit diprediksi dan mungkin berubah sesuai dengan hasil interaksi obat, dan banyak obat yang mahal, tidak stabil, dan sulit diberikan. Karena banyak obat tidak ideal, semua anggota tim kesehatan harus berlatih “care” untuk meningkatkan efek terapeutik dan meminimalkan kemungkinan bahaya yang ditimbulkan obat.
Sebagai salah satu dari tim medis perawat seyogyanya telah paham betul akan pemanfaatan obat yang bertujuan memberikan manfaat maksimal dengan tujuan minimal. Dan berikut ini adalah peran tenaga kesehatan dalam pengobatan :
1.    Mengkaji kondisi pasien
2.    Sebagai pemberi layanan asuhan keperawatan, dalam pemberian obat.
3.    Mengobservasi kerja obat dan efek samping obat.
4.    Memberikan pendidikan kesehatan tentang indikasi obat dan cara penggunaannya.
5.    Sebagai advokat atau melindungi klien dari pengobatan yang tidak tepat.

1.2        Tujuan Penulisan
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah farmakologi.
2.      Untuk mengetahui mekanisme atau cara kerja obat serta efek samping obat.
1.3        Mamfaat Penulisan
Untuk media sumber pembelajaran mata kuliah farmakologi









BAB II
PEMBAHASAN
                  
2.1   Obat Antipiretik
       A.  Pengertian Obat Antipiretik
             Antipiretik adalah obat-obat atau zat-zat yang dapat menurunkan suhu badan pada keadaan demam. Obat antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh yang tinggi atau hanya menurunkan temperatur tubuh saat panas dan tidak berefektif pada orang normal. Pada umumnya demam adalah suatu gejala dan bukan merupakan suatu penyakit tersendiri. Oleh sebab itu pembahasan antipiretik secara khusus jarang ada, pada umumnya pembahasannya antipiretik ada pada pembahasan obat anti nyeri (analgetika). Sebagai nantipiretik, obat mirip aspirin akan menurunkan suhu badan hanya dalam keadaan demam. Walaupun keadaan obat ini memperlihatkan efek antipiretik in vitro, tidak semua berguna sebagai antipeiertik karena bersifat toksik bila digunakan secara rutin atau terlalu lama. Ini berkaitan dengan hipotesis bahwa COX yang ada disentral otak terutama COX-3 dimana hanya parasetamol dan obat AINS lainnya dapat menghambat. Fenilbutazon dan antiruematik lainnya tidak dibenarkan untukdigunakan sebagai antipiretik atas alasan tersebut.
B.  Mekanisme kerja obat antipiretik
Bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin di hipotalamus anterior (yang meningkat sebagai respon adanya pirogen endogen).
C. Macam-macam obat antipiretik
Contoh obat antipiretik : parasetamol, panadol, paracetol,paraco, praxion, primadol, santol, zacoldin, poldan mig, acetaminophen, asetosal atau asam salisilat,salisilamida.
D. Kontra indikasi pada obat antipiretik dimana pada segala penyakit yang menghasilkan gejala demam. Sejumlah pedoman menyatakan bahwa obat antipiretik sebaiknya diberikan jika demam lebih dari 38,5oC. Demam kurang dari 38,5oC. Sebaiknya jangan cepat-cepat diberi obat, selain dapat menurunkan demam, sebagian besar obat-obat antipiretik tersebut juga memiliki khasiat mengurangi nyeri.

2.2     Efek samping dari obat Antipiretik
a.       Gangguan saluran pencernaan
       Selain menimbulkan demam dan nyeri ternyata prostaglandin berperan melindungi saluran cerna. Senyawa ini dapat menghambat pengeluaran asam lambung dan mengeluarkan cairan (mukus) sehingga mengakibatkan dinding saluran cerna rentan terluka, karena sifat asam lambung yang bisa merusak.
b.      Gangguan hati(hepar)
Obat yang dapat menimbulkan hepar adalah parasetamol karena penderita gangguan hati disarankan  mengganti dengan obat lain.

c.       Reaksi obat
Penggunaan obat aspirin dapat menimbulkan reaksi alergi. Reaksi dapat berupa asma bronkial hingga mengakibatkan syok.
d.      Alergi obat, gatal-gatal, pusing, mual muntah, dan nyeri ulu hati.

Jenis-Jenis Obat Antipiretik
1.      Paracetamol
Nama dagang : Asetaminopen, Panadol (glaxso), Tylenol, Tempra, Nipe, pamol(intrbat),sanmol (sanbe) .
Paracetamol merupakan derivat-asetanilida, adalah metabolit dari fenasetin, yang dahulu banyak digunakan sebagai analgetik, tetapi pada tahun 1978 telah ditarik dari peredaran karena efek sampingnya (nefrotoksisitas dan karsinogen).Komposisi dari obat parasetamol :
·         Tiap sendok teh (5ml) mengandung paracetamol 120mg
·         Tiap tablet mengandung paracetamol 100mg
·         Tiap tablet mengandung paracetamol 100mg
Cara kerja obat  parasetamol adalah derivate paminofenol yang mempunyai sifat antipiretik atau analgesik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkanefek sentral. Sifat analgesic parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Pada penggunaan oral parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna. Kadar maksimum dalam  plasma dicapai dalam waktu 30 menit sampai 60 menit setelah pemberian, dapat diekskresikan melalui ginjal, kurang dari 5% tanpa mengalami perubahan dan sebagian besar dalam bentuk terkonyugasi.
Indikasi:
       Untuk nyeri dan demam. Khasiat paracetamol antara lain sebagai analgetik (nyeri ringan sampai sedang) dan antipiretik tetapi tidak anti radang. Dewasa ini pada umumnya dianggap sebagai zat anti nyeri yang paling aman, juga untuk swamedikasi (pengobatan mandiri).Nyeri ringan sampai sedang termasuk dysmenorrhea, sakit kepala; pereda nyeri pada osteoarthritis dan lesi jaringan lunak; demam termasuk demam setelah imunisasi; serangan migren akut, tension headache.


Kontraindikasi :
       Tidak boleh digunakan pada penderita dengangangguan fungsi hati berat, hipersensitif terhadap paracetamol. Hipersensitif terhadap paracetamol dan defisiensi glucose-6 fosfat dehidrogenase.
Peringatan dan Perhatian :
·         Pemberian harus berhati-hati pada pasien dengan gangguan ginjal serta penggunaan jangka lama pada pasien anemia
·         Jangan melampaui dosis yang disarankan
·         Harap ke dokter bila gejala demam belum sembuh dalam waktu 2hari atau rasa sakit tidak berkurang selama5 hari.
Efek samping dari obat parasetamol adalah
              Efek samping jarang terjadi antara lain reaksi hipersensitivitas dan kelainan darah. Pada penggunaan kronis dari 3-4 gram sehari dapat terjadi kerusakan hati, pada dosis 6 gram mengakibatkan necrosis hati yang tidak reversibel. Dosis besar menyebabkan kerusakan fungsi hati.Wanita hamil dapat menggunakan parasetamol dengan aman, juga selama laktasi walaupun mencapai air susu ibu. Dosisnya itu sendiri melalui :
a.       Oral 2-3x sehari 0,5-1 gram, maximum 4 gram per hari, pada gangguan kronis maksimum 2,5 gram per hari, anak-anak 4-6x 10mg/kg BB, yakni rata-rata usia 3-12 bulan 60mg, 1-4 tahun 120-180mg,4-6 th 180mg, 7-12 th 240-360mg, 4-6x sehari.
b.      Rectal 20mg/kg setiap kali, dewasa 4x sehari 0,5-1 gram. Anak-anak usia 3-12 bulan 2-3x 120mg, 1-4 th 2-3x 240mg, 4-6 th 4x 240mg, dan 7-12th 2-3 x 0,5 g.
Cara penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, dapat terlindung dari cahaya.

2.      Asam Asetilsalisilat
Nama dagang :  asetosal, Aspirin, Cafenol, Naspro
Asetosal adalah obat anti nyeri tertua (1899), yang sampai kini paling banyak digunakan di dunia. Zat ini juga berkhasiat anti-demam kuat. Komposisi dari obat asam asetilsalisilat yaitu tiap tablet mengandung asam asetilsalisilat 100mg . Cara kerja obat asam asetilsalisilat bekerja dengan mempengaruhi pusat pengatur suhu di hipotalamus sehingga dapat menurunkan demam, dan menghambat pembentukan prostaglandin sehingga meringankan rasa sakit.
Indikasi:
       Dapat menurunkan demam, meringankan sakit kepala, sakit gigi dan nyeri otot.
Kontraindikasi:
       Anak-anak kecil yang menderita cacar air atau flu sebaiknya jangan diberikan asetosal melainkan parasetamol, karena beresiko terhadap syndrom grey yang berbahaya. Syndrom ini bercirikan muntah hebat, termangu-mangu, gangguan pernafasan, konvulsi dan adakalanya koma.Wanita hamil tidak dianjurkan menggunakan asetosal dalam dosis tinggi, terutama pada triwulan terakhir dan sebelum persalinan, karena lama kehamilan dan persalinan dapat diperpanjang, juga kecenderungan perdarahan meningkat.
Dosis dan cara pemberian
Pada nyeri dan demam oral dewasa 4x 0,5-1g setelah makan, maksimum 4g sehari, anak-anak sampai 1th 10mg/kgBB 3-4x sehari, 1-12th 4-6x, diatas 12th4x 320-500mg, maksimum 2g per hari
Rectal dewasa 4x 0,5-1gr, anak-anak sampai 2th 2x 20mg/kgBB, diatas 2th 3x 20mg/kg BB.
Efek samping:
       Efek samping yang paling sering terjadi berupa iritasi mukosa lambung dengan resiko tukak lambung dan perdarahan samar. Penyebabnya adalah sifat asam dari asetosal, yang dapat dikurangi dengan kombinasi dengan suatu antasidum (MgO, alumuniumhidroksida, CaCO3atau garam kalsiumnya (carbasalat, Ascal).
Pada dosis besar, faktor lain memegang peranan yakni hilangnya efek pelindung dari prostasiklin terhadap mukosa lambung. Selain itu asetosal menimbulkan efek –efek spesifik, seperti reaksi alergi kulit dan tinnitus (telinga mendengung) pada dosis lebih tinggi. Efek yang lebih serius adalah kejang-kejang bronki hebat pada pasien asma meski dalam dosis kecil dapat mengakibatkan serangan.

3.      Asam mefenamat
Nama dagang : mefinal, (sanbe), mefentan (kalbe)
Cara kerja obat itu sendiri yaitu asam mefenamat merupakan kelompok anti inflamasi non steroid, bekerja dengan cara menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan menghambat enzyme siklooksigenase sehingga mempunyai efek antiinflamasi dan antipiretik.
Indikasi :
       Meredahkan nyeri ringan sampai sedang sehubung dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri otot dan nyeri sesudah operasi.
Kontra indikasi adalah :
·         Pasien yang hipersensitif terhadap asam mefenamat.
·         Penderita dengan tukak lambung dan usus.
·         Penderita dengan gangguan ginjal berat.
Dosis yang digunakan dan cara pemberian asam mefenamat
Pada dewasa dan anak-anak > 14 tahun dosis awal 500 mg, selanjutnya 250 mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan.
Peringatan dan perhatian pemberian asam  mefenamat itu sebaiknya
·         Diminum sesudah makan
·         Jangan digunakan lebih dari 7 hari atau melebihi dosis yang dianjurkan kecuali atas petunjuk dokter
·         Hati-hati jika digunakan pada wanita hamil dan menyususi
Efek samping dari asam mefenamat
·         Sistem pencernaan terasa mual, muntah, diare dan rasa sakit pada abdominal
·         Pada sistem saraf akan terasa ngantuk, pusing, penglihatan kabur dan insomnia.
Cara penyimpanannya dapat disimpan pada suhu kamar (25-30)OCdan tempat kering serta terhindar dari cahaya langsung.

4.      Praxion
Praxion adalah obat untuk menurunkan demam, meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala dan sakit gigi.
Komposisi :
Praxion drops tiap ml mengandung 100 mg paracetamol micronized.
Praxion 120 suspensi tiap 5 ml mengandung 120 mg paracetamol micronized.
Cara kerja obat
     Sebagai analgesik- antipiretik, dimana sebagai analgesik bekerja dengan meningkatkan ambang rangsangan rasa sakit, sedangkan antipiretik diduga bekerja langsung pada pusat pengatur panas di hipotalamus.
Kontra indikasi
·         Pada penderita gangguan fungsi hati yang berat.
·         Penderita hipersensitif terhadap komponen obat ini.
Dosis yang digunakan pada obat ini antara lain
Dibawah 1 tahun dosis 60 mg ( alat tetes0,6 ml) 3-4 kali sehari.
1-2 tahun dosis 60-120 mg ( alat tetes 0,6 ml-1,2 ml) 3-4 kali sehari atau sesuai petunjuk dokter.
                                                
Peringatan dan perhatian.
·         Hati hati pengguna obat ini pada penderitapenyakit ginjal.
·         Bila setelah 2 hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera hubungi unit pelayanan kesehatan.
·         Penggunaan obat ini penderita mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan kerusakan hati.
Efek samping pada penggunaa obat jangka lama dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati dan reaksi hipersensitifitas.

















PENUTUP
2.3     Kesimpulan
Bahwa antipiretik yaitu obat demam yang mekanisme kerja obat antipiretik, bekerja,dengan cara menghambat produksi prostalglandin E2 di hipotalamusanterior (yang meningkatkan sebagai respon adanya pirogen endogen).yang termasuk obatnya  itu parasetamol, panadol, paracetol,paraco, praxion, primadol, santol, zacoldin, poldan mig, acetaminophen, asetosal atau asam salisilat,salisilamida.



























DAFTAR PUSTAKA
Fitrianingsih Dwi, dkk.2009. farmakologi obat-obat dalam praktek kebidanan.yogyakarta : Binari Media Utama.
Anonim. 2006. Informai spesialite obat indonesia : volume 41; Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia : jakarta .